Nahrisyah

Nahrisyah

Putra Gara

0.0

Fiksi, Fiksi Sejarah

Login untuk Sewa / Beli

Kegagalan Majapahit menyerang Samudra Pasai di barat Nusantara membuat Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk murka. Baru kali ini misi menaklukkan Nusantara atas nama Sumpah Palapa mencoreng Sang Mahapatih dan juga Sang Raja yang baru naik takhta menggantikan ibunda tercinta Tribuana Tunggadewi, yang mengundurkan diri setelah sang nenek–Gayatri Rajendradewi–mangkat.

Ini pukulan telak yang tidak bisa dibiarkan. Maka dengan kekuatannya, Majapahit mengundang sekutunya untuk menyerang Pasai dari darat dan laut. Tujuannya, bagaimana kejayaan Samudra Pasai dapat dihancurkan. Namun Pasai bukan kerajaan lemah, di tangan Khaidar–Sang Malikuddhair III, Pasai tetap dipertahankan. Bukan hanya itu, tampilnya Nahrisyah sebagai Sultanah yang adil dan bijaksana, memberikan energi baru bagi Pasai. Dialah kemilau dari Pasai, cikal bakal perempuan berani di setiap negeri.

“Karya-karya Gara selalu memukau. Dia pandai meramu sejarah menjadi cerita yang luar biasa. Tidak mudah menovelisasikan sejarah, tetapi Gara memang ahlinya.”

~Ayi Jufridar, Jurnalis dan dosen

“Membaca novel Putra Gara, kita seperti dibawa dalam nuansa abad-abad silam. Dan banyak hikmah yang terkandung di dalamnya.”

~Rafly Kande, Seniman