Dalam kobaran api Tragedi Mei 1998 di Jakarta yang bersimbah darah
Martabat keperempuannya dijarah para lelaki bedebah
Masuk ke liang lahat berkafan hitam-kelamnya sejarah
Ia menunggu keadilan dalam membusuk jasad yang berarwah gentayangan resah
Jabang bayi yang dikandungnya lahir berayah siapa, entah
Kini ia tumbuh kembang menjadi gadis berlabel haram jadah
Menyusuri setiap kelok jalan untuk mencari tahu jejak ibunya yang berair mata nanah
Untuk apa hidup jika hanya dicekik dan dicabik derita yang tak pernah sudah?
KARENA, PEREMPUAN ITU BUKAN SAMPAH
PEREMPUAN ITU RAHIM GENERASI YANG MEMBANGUN BANGSA DAN NEGERI MEGAH
Maka, selayaknya mendapat ruang hak hidup untuk eksis berkiprah
Novel ini terinspirasi oleh ekses kemelut menjelang Era Reformasi Mei 1998 yang memperjuangkan perubahan bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum yang terkungkung selama empat windu pemerintahan Orde Baru. Tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam novel ini fiktif belaka.