Mencari Juli Yang Hilang

Mencari Juli Yang Hilang

Sepri Ayu Flow

0.0

Fiksi

Login untuk Sewa / Beli

Aku melirik jam tangan, masih ada waktu untuk sekedar melepas lelah. Air pasang-surut di bibir pantai. Untuk pertama kalinya hari ini, aku di Taplau menikmati senja kan datang. Puncak Gunung Padang nampak sangat jelas dari tempatku berada, tempat kisah Siti Nurbaya yang melegenda.


Aku menebar pandangan pada air laut yang berbuih. Siluet wajahku dimain-mainkan air. Ikan-ikan kecil bermain di batu karang, mencari makanan berupa protozoa dan mikroorganisme lainnya yang bersarang di bawah sana. Seorang fotografer membidikkan kameranya ke arah matahari yang bersiap-siap untuk tenggelam kembali keperaduan. Aku tetap dengan diriku, duduk sendirian di bawah sebuah pohon yang telah menua di makan umur, dengan daun-daun yang enggan tumbuh.



Aroma jagung bakar menguap kesana-kemari. Asapnya mengepul menyentuh tenda yang bewarna biru tua itu. Sepasang bule bercengkrama di sebuah warung pinggir jalan yang menghadap ke pantai. Disudut lain, seorang anak kecil sedang mencuci piring-piring kotor, tangannya secepat kilat menggosok piring itu dengan busa sabun yang bergelimpangan dan mencucinya setelah itu dengan air yang dialirkan. Lihai sekali nampaknya. Di tempat lain, masih ada satu atau dua orang yang memancing para ikan yang lapar. Para pejalan kaki masih ramai, menikmati indahnya sore atau sekedar cuci mata melihat para gadis bule cantik yang sering lewat dan singgah ditempat ini. Sepasang muda-mudi menikmati indahnya sore dengan berfoto-foto ria. Asyik sekali nampaknya. Sedangkan aku, masih dengan kesendirian. Ya, kesendirian memancungku.



Biru laut masih bisa menenangkan pikiranku yang bergelombang.



Sekarang bulan Juli, dan seharusnya dia berulang tahun di bulan ini.