Di sudut kota yang merenta
Aku membaca semesta
Dari keliaran mata yang dihidupi
Oleh alam yang kian murka
Ada sehimpun wajah berseri
Rambutnya dihiasi peci-peci putih Si ibu menggandeng anaknya
Berbalut kerudung dan mukena
Di sisi lain, aku mengamati semesta
Bahwa orang-orang berbondong
Menyerukan sembahyang dengan dupa di tangannya
Sedang di sudut bibirnya, adalah ketenangan hati
(Khilda Jung)