Pada Maret 1899, Cipto diterima sebagai siswa di STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Di sini, Cipto mulai memperlihatkan sikap yang berbeda dari teman-temannya. Ia memiliki ciri khusus dan unik sehingga menarik perhatian guru dan teman-temannya. Cipto begitu istimewa dengan kejujuran, kerajinan, dan ketajaman pikirannya. Ia murid berbakat yang dijuluki “Een begaald leerling” oleh gurunya.
Aku sebut bangsawan dan pemerintah (kolonial) dalam satu nafas, sebab mereka adalah akar penyebab semua kesewenang-wenangan.”
~dr. Cipto Mangunkusumo~