Sebelum langit terbentang luas dan bumi terhampar lapang, Allah menciptakan makhluk yang kurus. Meski kurus, dialah yang menentukan nasib makhluk di muka bumi. Makhluk itu adalah pena.
Allah mengarang skenario lewat pena itu. Kapan langit dibentangkan, bumi dihamparkan, dan manusia diciptakan, sudah Allah tulis dalam skenario itu. Semuanya sudah tergaris lurus dan sempurna.
Tidak ada satu makhluk pun yang mampu menerka skenario itu bagaimana kedepannya. Manusia sebagai makhluk yang dikatakan sempurna, harus mengikuti garis lurus itu.
Jatah jodoh, rezeki, mati dan takdir baik atau buruk sudah menjadi bahan konspirasi alam dengan Tuhan.
Warna-warni kehidupan telah terlukis dalam kertas LauhulMahfudz. Apa yang telah terlukis, itu berarti yang terbaik.
Oleh karena itu, terus melangkah di garis itu dengan iman, maka kita akan banyak menemukan hal yang tak terduga. Ikuti jalan itu dengan tawakkal, maka kita akan bisa sampai ke titik terakhir dengan mudah. Meski nantinya kita akan tertatih-tatih.