“Kalau kalah, aku bakalan nikahin gadis tergendut di pesantren!” ucapku tegas, tak sedikit pun terbesit rasa takut di hati, karena yakin akan memenangkan taruhan dengan baik.
‒‒‒‒
Zidan, santri slengean akhirnya harus menikahi gadis yang sama sekali tak dicintainya, Inggit. Ia tak menyangka, gadis dengan berat badan melebihi kapasitas itu akan menjadi teman hidupnya, bahkan sama sekali tak ada dalam daftar mimpinya.
Akan kah Zidan menerima takdir yang sudah Allah gariskan, mencintai istrinya dengan ketulusan? Atau bahkan meninggalkannya bersama kepedihan?