Mataku masih menangkap pergerakan tombak kecil yang kulemparkan, telah masuk hingga melewati gerbang emas yang tadi hanya tinggal segaris terbuka. Kini, tertutup.
Sempat kulihat, sebuah tatapan mata tajam berwarna biru yang melihatku, melihat kami. Semar yang berwujud phoenix tiba-tiba muncul, mendekapku dan Alya dalam cengkramannya. Bergerak melesat cepat.
Hingga, yang tersadar kemudian kami telah kembali ke lautan waktu.