Entrepreunship From Mindset To Strategi

Entrepreunship From Mindset To Strategi

Rambat Lupioyadi

0.0

Pendidikan, Bisnis dan Ekonomi

Login untuk Sewa / Beli

"New entrepreneurship landscape!" kalimat inilah yang saat ini sedang didengungkan oleh para ahli entrepreneurship (kewirausahaan) dunia. Tak kurang pakar seperti Michael A. Hitt & Timothy S. Reed (2000) mengingatkan bahwa landscape kewirausahaan kini sudah berubah. Perubahan ini dipicu oleh berubahnya landscape kompetisi. New competitive landscape menghadang karena dipicu oleh adanya fenomena revolusi teknologi dan globalisasi dunia bisnis. Para wirausaha dan calon wirausaha perlu merespon tidak hanya dalam perubahan mindset, tapi juga strategi kewirausahaan mereka.

Perubahan yang cepat dan hadirnya hypercompetitive membuat perenca- naan dan perkiraan tentang pasar, industri, dan informasi tentang penemuan teknologi baru menjadi semakin sulit. Sehingga pertanyaan yang selama ini harus dijawab: "what business are you in?" semakin sulit untuk dijawab.

Perubahan-perubahan tersebut membutuhkan a new managerial mindset untuk menghasilkan strategi yang efektif dan proses yang stratejik (strategic process). Keputusan wirausaha dan manajer yang selama ini didasarkan atas pengalaman dalam memecahkan masalah yang sama menjadi tidak cukup. Dalam new competitive landscape wirausaha dan juga para manajer berhadap- an dengan sesuatu yang unexpected dan unexperience, sehingga diperlukan mindset yang menekankan pentingnya inovasi secara terus-menerus (constant innovation) dan strategi yang bersifat entrepreneurship (entrepreneurial strategies). Itulah mengapa mindset membutuhkan strategi yang fleksibel!

Buku dengan judul Entrepreneurship: from Mindset to Strategy ini hadir untuk memberikan wawasan/pola pikir kewirausahaan yang sangat diperlukan oleh bangsa ini agar memiliki pola pikir kewirausahaan, sehingga dalam jangka panjang kualitas wiraswasta kita -yang berjumlah tidak kurang dari 40 juta- dapat berkualitas wirausaha. Tidak seperti saat ini, berjumlah lebih dari 90%, namun kontribusi terhadap GDP hanya sekitar separuh saja.