Pramitha mencintai make up dan selalu berpenampilan paling beda di rumah sakit tempat ia bekerja. Hal itu membuat beberapa mata memandang gadis yang menjabat sebagai general manager ini sebagai orang yang hanya bisa berhias, tetapi belum tentu berprestasi dalam karirnya.
“Itu General Manager rumah sakit pasti kerja di sini karena udah gak diterima di tempat lain, kan? Makanya kerja di rumah sakit milik bapaknya.”
Pramitha geram kala mendengar ada yang bicara buruk tentang dirinya. Apa salah jika seorang general manager rumah sakit lihai dalam berhias diri? Salahkah jika ia yang seorang pewaris rumah sakit, memiliki hobi membuat tutorial make up dan menjadi beauty vlogger?
Walaupun sudah terbiasa dipandang sebelah mata, Pramitha tetap mencoba untuk bersabar demi mempertahankan citranya sebagai beauty vlogger, make up selebgram, general manager, dan pewaris rumah sakit tempatnya bekerja. Bagi pencinta stilletto ini, fokus menjadi manusia yang bermanfaat jauh lebih baik daripada menggubris ucapan orang yang hanya memandangnya dari satu sisi.
Namun kemudian, datanglah seorang dokter anak pengganti ke rumah sakit milik keluarganya yang tiba-tiba bersikap sebagai antifans gadis itu. Pria ber-snelli ini langsung memandang Pramitha sebelah mata. Gadis itu tidak paham, bagaimana bisa emosinya kerap melonjak hanya karena pandangan pria itu kepada dirinya?