Pendekatan audit intern telah berkembang melewati generasi pertama (audit berbasis pengendalian/pra 1980‐an), generasi kedua (audit berbasis proses/era 1980‐an), generasi ketiga (audit berbasis risiko/era 1990‐an), dan generasi keempat (audit berbasis manajemen risiko/akhir era 1990‐an). Saat ini, sebagian auditor intern sektor publik di Indonesia masih menerapkan pendekatan audit generasi kedua (pendekatan proses/audit operasional). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa praktik audit oleh sebagian auditor intern sektor publik di Indonesia tertinggal 25 tahun dari best practice saat ini. Keinginan mulia untuk mewujudkan auditor intern sektor publik berkelas dunia bagaikan kata‐kata indah yang hampa makna. Penulis telah melatih konsep dan praktik audit kinerja berbasis risiko bagi para auditor intern pemerintah dari tahun 2014. Penulis merasa prihatin karena sebagian besar auditor intern yang telah memperoleh pelatihan tersebut belum menerapkan pendekatan audit berbasis risiko sebagaimana diamanatkan standar audit intern karena dianggap sukar dipraktikkan. Buku ini menguraikan konsep‐ konsep dan memberikan ilustrasi implementasi audit kinerja berbasis risiko. Dengan membuat ilustrasi implementasi audit kinerja berbasis risiko, penulis ingin membuktikan kepada para pembaca bahwa audit kinerja berbasis risiko bukan merupakan hal yang sukar. Berdasarkan auditi imaginer “RSUD Sidowaras” penulis melakukan siklus audit kinerja berbasis risiko secara lengkap.
Bab I buku ini, Perkembangan Profesi Audit Intern dan Auditor Intern Pemerintah Indonesia, membahas sejarah perkembangan dan definisi audit intern, sektor publik dan audit intern sektor publik, serta sejarah perkembangan auditor intern dan perkembangan profesi auditor intern pemerintah Indonesia. Bab II Konsep Audit Kinerja Berbasis Risiko membahas audit sebagai pekerjaan assurans auditor intern, konsep audit kinerja, perkembangan pendekatan audit, risk based internal auditing versus risk based auditing, serta audit kinerja berbasis risiko. Bab III Perencanaan Audit Kinerja Berbasis Risiko membahas pentingnya tahap perencanaan penugasan, persiapan penugasan, penetapan tujuan dan ruang lingkup audit kinerja, pemahaman proses bisnis auditi, identifikasi dan penilaian risiko, identifikasi dan evaluasi desain pengendalian kunci, serta penyusunan rencana pengujian, program kerja audit, dan alokasi sumber daya. Bab IV Pelaksanaan Audit Kinerja Berbasis Risiko membahas pengujian untuk mengumpulkan bukti‐bukti, evaluasi bukti dan penarikan simpulan, serta pengembangan hasil observasi dan perumusan rekomendasi. Bab V Pengkomunikasian Audit Kinerja Berbasis Risiko membahas kewajiban pengkomunikasian audit intern, pembahasan hasil observasi dan usulan rekomendasi, penyusunan LHA dan distribusi komunikasi akhir, serta pelaksanaan monitoring dan prosedur tindak lanjut. Bab VI Pendokumentasian Audit Kinerja Berbasis Risiko membahas kewajiban pendokumentasian pekerjaan audit intern, pengertian, kepemilikan, dan kerahasiaan KKA, tujuan dan manfaat KKA, jenis‐jenis KKA, prinsip‐prinsip penyusunan KKA, serta penyusunan berkas KKA.
Audit Kinerja Berbasis Risiko : Konsep dan Ilustrasi Bagi Auditor Intern Sektor Publik
Dr. marno kastowo
Pendidikan, Bisnis dan Ekonomi, Industri