FLAP : Prinsip Dasar Aplikasi Klinis

FLAP : Prinsip Dasar Aplikasi Klinis

Dr. dr. Theddeus O.H. Prasetyono

0.0

Pendidikan, Kesehatan, Textbook

Login untuk Sewa / Beli

Flap merupakan pengetahuan paling menarik dan sangat penting dalam perkembangan ilmu bedah plastik. Namun, flap tergolong sebagai materi untuk tingkat lanjut dalam pendidikan bedah dan pekerjaan klinis sejalan dengan letaknya dalam “tangga rekonstruksi” (reconstructive ladder). Walaupun konsep rekonstruksi telah berkembang mengikuti konsep “elevator rekonstruksi,” konsep tangga rekonstruksi yang memberikan petunjuk global tentang teknik menutup luka dan defek masih saya sitir dalam pengantar ini. Luka robek sederhana dengan tepi-tepi luka yang rapi tanpa disertai kehilangan jaringan dapat ditutup dengan penjahitan luka secara primer. Penjahitan luka secara primer menempati posisi anak tangga di atas upaya menyembuhkan luka secara sekunder yang bermakna sebagai upaya “membiarkan” luka sembuh sendiri. Anak tangga yang lebih tinggi merupakan indikator pemanfaatan teknik yang membutuhkan pemahaman keilmuan lanjut serta penguasaan teknik yang lebih tinggi. Teknik lanjutan merupakan teknik yang dibutuhkan untuk menutup luka atau defek yang lebih luas dan komplikatif. Flap terletak di anak tangga yang tinggi, sedangkan flap bebas (free flap) menempati anak tangga tertinggi. Menilik penjelasan ringkas di atas, materi flap memang membutuhkan perhatian lebih dibandingkan sekadar belajar “sambil lalu”.
Kegelisahan akan materi pengajaran dapat menjadi pemicu untuk menulis dan menghasilkan buku yang dapat membantu peminat materi untuk dapat memahaminya dengan baik. Buku ini sebenarnya tercetuskan dalam diri saya ketika mengawali proses alih pengetahuan kepada para junior, khususnya mahasiswa kedokteran di tingkat kepaniteraan atau pembelajaran profesi. Sebenarnya terdapat banyak buku ilmu bedah plastik berbahasa asing yang menyajikan pengetahuan tentang flap, namun selalu saja terlalu banyak saya jumpai mahasiswa yang sudah masuk kedalam program kepaniteraan, termasuk para residen bedah, tidak memiliki pemahaman tentang flap (bukan hanya tidak memiliki pemahaman yang memadai, melainkan kurang dari itu).
Walaupun buku ini sangat diharapkan bermanfaat bagi para mahasiswa kedokteran di tingkat kepaniteraan klinis, tetapi juga dapat bermanfaat bagi para praktisi klinis yang sedang belajar maupun yang sudah berprofesi mandiri. Para dokter yang sedang mengikuti program pendidikan spesialis bedah plastik di tahap awal akan dapat terbantu untuk mengerti dengan baik bidang yang sedang dipelajarinya. Tentu saja manfaat yang sama diharapkan dapat dirasakan juga oleh mereka yang sedang belajar di berbagai bidang bedah yang lain, termasuk para praktisi mandiri yang sudah menjadi spesialis bedah dengan berbagai kekhususannya di luar bidang spesialis bedah plastik. Perawat sekalipun juga dapat memetik manfaat untuk memahami perawatan pasien lebih baik melalui pemahaman lebih baik tentang operasi yang mengakomodasi teknik flap