Tuan Kelabu
Ketika cakrawala menanti mentari di singgasana pagi
Jiwaku terhenyak larut dalam kepingan kehangatan
Pendarmu menyejukkan hingga merasuk sanubari
Menawarkan setitik cahaya, senggengam asa
Namun, ada satu logika yang tak kumengerti
Mengapa Tuan enggan bercakap kini?
Beri tahu aku satu jawaban
Jika masih ada pijar yang selalu bercahaya
Biarkan cinta bermuara dengan sendirinya