"Dia yang hanya diberi harapan tanpa- kepastian akan tersiksa lebih lama, sebab dia tak memiliki alasan untuk sebuah keputusan; BERTAHAN atau MENINGGALKAN."
Airin menyukai Arkan sejak SMA. Rasa kagum atas sikap dingin dan kesalihannya membuat perasaan Airin berkembang menjadi cinta sepihak. Ia akhirnya memberanikan diri, mengungkapkan perasaannya pada Arkan tepat setelah upacara kelulusan cowok itu, namun Arkan meninggalkannya tanpa kata-kata.
Tidak ada penolakan, dan tidak pula penerimaan.
Airin masih terbelenggu dalam kedilemaan saat beberapa tahun kemudian takdir kembali mempertemukannya dengan Arkan. Ia tahu bahwa hatinya masih menyimpan nama Arkan di tempat paling istimewa, namun Arkan tak juga mengatakan apa-apa.
Saat hatinya belum melepaskan Arkan, seorang pria baik datang untuk menikahinya.
Mampukah Airin melepaskan Arkan dan menyerahkan hatinya pada orang lain?
Bagaimanakah perasaan sesungguhnya di balik sikap diam Arkan?