Perempuan itu rumah; kening yang menanti kecupmu pulang, halaman luas untuk kisahmu yang menakjubkan, rindu yang mendoakanmu setiap pagi dan petang.
Perempuan itu aroma khas tembakau panas dari kepulan rokokmu, wangi klasik dari buku ceritamu, uap keabuan dari secangkir kopimu yang melayang entah ke mana.
Semenjak mengenal cinta, kehidupan Aksara menjelma seperti huruf abstrak. Berbekal serangkum algoritma, ia terus berjalan. Menyusuri detik, memaknai pelik, hingga jejak kenang yang membawanya tersesat dalam sebuah paragraf usang.
Pada akhirnya, ia harus memilih; bersembunyi sampai jiwanya mati, atau keluar dengan sejuta konsekuensi.