Anak berkebutuhan khusus terdiri dari berbagai jenis kebutuhan khusus dengan masing-masing karakteristik, alat bantu belajar hingga cara berinteraksi yang disesuaikan dengan jenis kebutuhan khususnya. Berkebutuhan khusus tidak mengurangi kesempatan bagi anak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Pendidikan inklusif membuka jalan bagi setiap anak baik anak berkebutuhan khusus maupun anak tanpa kebutuhan khusus (disebut pula anak reguler) memperoleh pendidikan sesuai kebutuhan dan kemampuan anak dalam satu sekolah yang sama. Dalam penyelenggaraannya, tentunya membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak termasuk orang tua. Pendidikan inklusif memandang peran orang tua baik orang tua dari anak berkebutuhan khusus maupun anak reguler sangat penting bagi keberhasilan anak di sekolah inklusif.
Kehadiran anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif mendatangkan tantangan bagi beberapa pihak, yaitu orang tua anak berkebutuhan khusus, orang tua anak reguler, dan sekolah. Bagi orang tua anak berkebutuhan khusus, mereka menghadapi berbagai krisis dan membutuhkan waktu sebelum akhirnya bisa menerima kondisi anaknya. Pada saat menghadapi krisis, sulit diharapkan orang tua mampu menjalankan peranannya dalam pendidikan anak dengan baik. Di sisi lain, orang tua anak reguler seringkali mengalami kebingungan dan menunjukkan reaksi yang berbeda-beda saat mengetahui bahwa anaknya belajar bersama anak berkebutuhan khusus di sekolah yang sama. Permasalahan yang sama juga dihadapi oleh guru dan pihak sekolah. Guru umumnya tidak mengetahui cara yang efektif untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tua anak berkebutuhan khusus. Semua permasalahan ini perlu mendapatkan perhatian agar bisa diatasi dengan sebaik mungkin.
Kolaborasi antara ketiga pihak tersebut akan berjalan dengan baik apabila ketiganya mengetahui peran masing-masing dan ragam kegiatan yang bisa dilakukannya. Buku ini memberikan pengetahuan teoritis dan praktis tentang anak berkebutuhan khusus serta peran masing-masing pihak dalam mendukung keberhasilan pendidikan inklusif. Berbekal pengetahuan yang didapat, orang tua anak berkebutuhan khusus diharapkan mampu mengatasi berbagai krisis yang dihadapi, menerima anaknya yang berkebutuhan khusus, dan berperan dalam kegiatan belajar anak di sekolah. Orang tua anak reguler menjadi tahu bagaimana harus bersikap saat berinteraksi dengan orang tua anak berkebutuhan khusus serta bersedia mendukung pertemanan anaknya dengan anak berkebutuhan khusus. Sementara itu pihak sekolah, terutama guru, bisa merancang kegiatan yang melibatkan semua orang tua dan masyarakat sekitar. Jika semua pihak sudah ramah inklusi, maka bisa diharapkan bahwa pendidikan inklusif dapat mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan partisipasi dan keberhasilan semua anak dalam bidang akademik dan sosial-emosional.