Blurb:
"Wanita itu sedang diselimuti dendam, hingga buta oleh orang-orang yang bisa saja mencelakainya. Banyak bahaya yang mengintainya. Pergilah ke kota dan jaga wanitamu, jika kamu tidak ingin dia celaka untuk kesekian kalinya."
"Dia adikku, Paman."
Lelaki peruh baya itu terkekeh. "Hanya orang lugu yang mempercayai omonganmu, Nak!"
Dia meninju lengan berotot tanpa kaus itu, lalu kembali berkata, "Aku berani jamin, kamu akan semakin menggilainya saat bertemu secara langsung. Wanitamu memang luar biasa cantik, Nak."
"Dia memang cantik, Paman. Semenjak mengembalikan tasnya yang kucuri, aku sudah terpesona oleh sorot matanya."