29 Tulisan esai dari 29 orang dengan sudut pandang berbeda, dan profesi yang beragam pula. Namun, kesemuanya bertujuan pada hal yang sama, memikirkan (kembali) sastra Jawa, mencari akar kelesuan, mengusulkan gagasan-gagasan dan penemuan-penemuan. Bagaimanapun, Sastra Jawa tidaklah mati, meski ia sunyi dan lengang. Sastra (dan budaya) Jawa tengah diuji di tengah arus jaman. Beberapa tampak bangkit dan terpromosikan, namun sesungguhnya mengkhawatirkan. Pemikiran2 modern mengangkat budaya Jawa sebagai semacam aquarium, seperti telaga yang indah dan eksotis, tempat orang datang berwisata dan foto bersama. Namun, Gagaran Lampah, adalah laku, adalah langkah yang selayak mencangkuli bukit sekitar telaga, agar air-air terus datang, dan air-air juga terus mengalir, melintasi sawah dan pemukiman, menuju samudera, jagad yang lebih luas.
Buku ini diinisiasi oleh Mustofa W Hasyim, Iman Budhi Santosa, Dhanu Priyo Prabowo dan Latief S Nugraha. Diterbitkan oleh kerjasama Penerbit Garudhawaca, Bijak Jawa dan Studio Pertunjukan Sastra.