Kisah cinta lima orang yang bermain dadu dengan nasib. Sebuah perjalanan lambat ke dalam istana pikiran manusia yang mencari hukum tentang Tuhan, cinta dan dunia, juga tentang ketidakbermaknaan.
Dilatari oleh tempelan-tempelan opera sabun Indonesia, setiap nama mengupas sedikit demi sedikit lapisan-lapisan kepribadian manusia. Halimah, seorang siswa SMA yang lugu dan penuh semangat sedang kasmaran. Dia bereksperimen dengan dua pria sekaligus, Ibrahim dan Prion. Ketika tiba saatnya memilih, dia terjebak oleh misteri permainannya sendiri. Sophie yang pandai, berusaha melupakan kekasihnya yang telah meninggal. Jennifer, wanita karir yang anggun, mencari jalan tengah antara kemunafikan dan kejujuran. Hachiman yang sinis, berjuang melawan kemiskinan, penyakit, dan nafsu pribadi.
Mereka semua terlibat pusaran asmara dengan seorang pemuda sederhana namun penuh teka-teki: Prion. Prion adalah seorang anak cerdas berusia 19 tahun, anak dari Charles dan Maya. Sifatnya yang misterius menumbuhkan teka-teki terhadap empat pasangannya.
Misteri Prion dimulai ketika ayahnya yang bule tewas dalam sebuah kecelakaan. Kecelakaan yang melibatkan Prion sebagai sopir juga menjadi misteri sendiri. Charles adalah pengusaha minyak kaya raya yang ternyata seorang heteroseksual. Kondisi tersebut pada akhirnya diketahui juga oleh Maya, dan menyebabkan perceraian rumah tangga tersebut.
Novel ini menyinggung hiruk-pikuk permasalahan negara, eksploitasi tambang Indonesia oleh investor asing, neoliberalisme, filsafat dan ketuhanan, terorisme, juga pernik-pernik kaum hedon dan popularisme yang membelitnya. Bagaimana misteri kematian Charles menjadikan novel ini memiliki suspense yang sifatnya meninggi, termasuk di dalamnya misteri kepribadian Prion sebagai tokoh sentral.