Penulis lain akan mecipta novel dengan cara menuliskan sebuah kisah dengan detil dan runtut seolah-olah kisah ini benar-benar terjadi secara nyata. Tidak demikian dengan Alex Suhendra, ia menulis sebuah cerita yang jelas-jelas hanya sebuah rekaan meski ada unsur seolah-olah itu nyata. Bagaimana ia melakukannya?
Baca saja novel KECUALI 8 ini, bagian yang seolah-olah nyata adalah Alex seolah-olah pernah menyutradarai sebuah pertunjukan teater, lalu ia menceritakan seluruh penampakan panggung kepada kita. Kita sedang membaca sebuah teater. Barangkali ia sedang mendahului kita semua dengan menunjukkan cara baru menikmati karya teater, written theatre, atau entah apa namanya, sebut saja ini sebuah theatrical novel.
