Ketika SD, pelajaran mengarang dalam bahasa Indonesia adalah favorit Aik Vela. Saat itu, menulis baginya adalah menceritakan apa saja yang Ia temui pada perjalanan wisata bersama keluarga atau pengalaman berkebun bersama kakek dan nenek. Menginjak SMP, Aik mulai tertarik pada teks-teks pidato bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Ide-ide tentang ketokohan seperti tokoh Kartini, Soekarno, Hatta, dan guru-guru di sekolah menjadi modalnya menulis dengan semangat patriotik. Tingkat SMA-lah yang kemudian membawa Aik pada lingkungan baru, yaitu lingkungan seni dan sosial. Ia menulis naskah lakon operet dan beberapa puisi yang menggambarkan rasa ingin tahu yang kuat tentang seni teater. Masuk ke perguruan tinggi negeri, Ia mulai rajin menulis cerpen dengan berbagai pendekatan, seperti dengan mendengarkan lagu, melihat film, hingga dengan melihat fenomena yang terjadi di sekitar. Selain cerpen, ada pula naskah drama dan puisi yang ia tulis dengan membebaskan diri dalam dunia fantasi. Aik menulis dengan memasukkan segenap perasaan yang muncul kala itu. Ketika masuk dunia kerja dengan menjadi pengajar SD di daerah yang sulit dijangkau, Ia baru benar-benar merasakan jika Ia butuh menulis sebagai bentuk rekam jejak pengalaman spiritualnya dalam mengelola ekspektasi dalam kondisi yang sangat terbatas. Hingga akhirnya Ia menikah, menulis menjadi hal yang istimewa karena dengan menulis Ia merasa telah memberi penghargaan pada perjalanannya selama ini. Kumpulan cerita pendek berjudul Aku Ingin Meniup Balon ini adalah upayanya berbagi tentang sedikit perjalanan menulis. Semoga bermanfaat dan selamat membaca. Salam senyum stroberi J