Kemiripan wajah seringkali memengaruhi nasib seseorang.
Asya Aiyanara. Mahasiswi semester tiga yang terpaksa menikah dengan Zulfikar Aditya, seorang dosen muda yang mengajar jurusan arsitektur, hanya karena wajahnya yang mirip mendiang istrinya.
Bukan! Bukan sang dosen yang meminta, tapi Lila, putri kecilnya yang baru saja kehilangan sang mama.
“Saya tidak mencintai, Bapak.”
“Saya pun saat ini belum mencintai Mbak Nara. Alasan utama saya menikahi Mbak Nara karena anak saya membutuhkan seorang ibu. Secara tidak langsung, Lila telah memilih Mbak Nara untuk peran itu. Saya berjanji, saya akan berusaha mencintai Mbak Nara sebagaimana seorang suami kepada istrinya.”
Sebuah cerita tentang jatuh bangunnya dua manusia dalam membangun rumah tangga. Kekonyolan, kebaperan, sandiwara, salah paham, menjadi bagian dari keseharian mereka.
Berhasilkah mereka membangun kebahagiaan yang sesungguhnya? Atau selamanya cuma sandiwara agar si gadis kecil bahagia?