Kenang-Kenangan Hidup
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan nama HAMKA. Sosok ulama, sastrawan, juga politikus besar Indonesia yang mendunia dan fenomenal. Figurnya yang sederhana dan amanah menghantarkannya menjadi pejabat tinggi dan penasihat Departemen Agama dan beliaulah ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama.
Gelar doktor kehormatan diperolehnya dari Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia dan gelar guru besar diperolehnya dari Universitas Moestopo Jakarta. Ini membuktikan bahwa selain beliau pemikir yang hebat, beliau juga sosok yang arif, bijak, dan berwibawa.
Selain berdakwah melalui lisan, Hamka juga aktif dalam tulisan. Beberapa karyanya yang epik seperti Tafsir al-Azhar, Pribadi Hebat, Pandangan Hidup Muslim, Ghirah: Cemburu karena Allah, 1001 Persoalan Hidup, Dari Hati ke Hati, Dari Lembah Cita-Cita, Sejarah Umat Islam, Dari Pembendaharaan Lama, Akhlaqul Karimah, Empat Bulan di Amerika.
Selain itu, Hamka juga banyak menulis karya-karya berupa roman, antara lain Merantau ke Deli, Terusir, Angkatan Baru, Di Dalam Lembah Kehidupan, Menunggu Beduk Berbunyi, Si Sabariyah, Margaretta Gautier yang merupakan buku yang beliau terjemahkan dari bahasa Arab yang sebelumnya diterjemahkan dari bahasa Prancis, dan di antara karya romannya diangkat ke layar lebar, yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Di Bawah Lindungan Ka`bah.
Dari buku Kenang-Kenangan Hidup ini kita akan lebih mengenal dekat sosok Hamka. Perjalanan hidup Hamka sejak lahir dan tumbuh di lingkungan adat Minangkabau, perjalanan kisah cinta, kisah pilu masa kecil yang membuat ia bertahan pada satu cinta, perjalanan dakwah, kehidupan beliau dalam suasana Perang Dunia dan hiruk pikuk suasana kemerdekaan melawan Belanda juga Jepang dan mempertahankan kemerdekaan hingga kehidupan pada masa setelah Indonesia merdeka.
Buku ini berisi empat fase hidup Hamka yang menjadi titik penting hidupnya. kisah fase kehidupan Hamka dari kelahirannya hingga
pernikahannya dengan Siti Raham, berisi awal mula Hamka menjadi penulis tahun 1928 hingga jatuhnya kekuasaan Hindia Belanda tahun 1942, berisi fase kehidupan Hamka sejak tahun 1942 hingga masa revolusi Indonesia. Terakhir berisi fase hidup Hamka pada permulaan revolusi Indonesia hingga masa mempertahankan kemerdekaan.
Kenang-Kenangan Hidup sungguhlah istimewa, ditulis dan dikisahkan langsung oleh seorang Hamka. Meskipun beliau sudah tiada, nama dan pemikirannya tetap panjang umur dan abadi hingga saat ini.