Politik Identitas Etnik Sebuah Kajian Konstruktivis dalam Tradisi Interaksi Simbolik

Politik Identitas Etnik Sebuah Kajian Konstruktivis dalam Tradisi Interaksi Simbolik

Gustiana Kambo

0.0

Hukum dan Politik

Login untuk Sewa / Beli

Otonomi daerah telah memberi tempat yang baik bagi sebagaian etnik untuk menunjukkan identitas politiknya. Identitas politik etnik terindentifikasi dikonstruksi oleh segelintir elite yang melakukan tindakan pada pengupayaan kepentingan wilayah etnik. Sebagian elite memandang etnisitas sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan, persaingan untuk memperoleh sumber daya, menciptakan solidaritas dan kebersamaan, mengukuhkan dan memperkuat identitas, serta membedakan dengan kelompok etnik yang lain.
Buku yang berjudul “Politik Identitas Etnik” (Sebuah Kajian
Konstruktivis dalam tradisi Interaksi Simbolik) menyajikan kajian ilmiah yang dalam pada terbentuknya Provinsi Sulawesi Barat, dengan mengatasnamakan masyarakat Mandar untuk mendapatkan kembali (re-invented) hak-hak kepemilikan etnik dan hak kepemilikan sejarah. Bertitik tolak dari hal tersebut, bahwa pemikiran, perilaku dan tindakan komunitas etnik Mandar, khususnya yang dibangun elite bertujuan untuk memproduksi kesadaran aktif politik etnik sebagai bentuk project identity.
Project identity pada komunitas etnik Mandar menghasilkan dua kesimpulan umum,yaitu: pertama, identitas yang dikonstruksi oleh elite sangat jelas bertujuan untuk menjaga dan mengamankan kehormatan etnik, dalam hal ini etnik dijadikan sebagai sumber identitas masyarakat Mandar. Identitas Mandar menjadi sangat penting sebagai pemersatu ketika diperhadapkan pada kondisi marginalisasi etnik dalam memperoleh akses politik dan ekonomi. Identitas
Mandar dibangun dengan merespons kembali elemen kecintaan dan simbol utama seperti pada masa kejayaan Mandar pada ke-16 yang lalu. Kedua, konstruksi yang dilakukan oleh elite merupakan indikasi politik identitas yang menempatkan Mandar sejajar dengan etnik lain di Sulawesi Selatan. Artinya, terbentuknya propinsi Sulawesi Barat menunjukkan bahwa Mandar sama dengan etnik lain yang memiliki komunitas sendiri yang patut untuk diperhitungkan. Dengan demikian konstruksi identitas Mandar merupakan pengakuan etnik dan politik sekaligus.