Penulis: Naya Zayyin
Jumlah Halaman: viii+368 Halaman, 14x20
Dewa Hujan di Atas Telaga
Aku Raina Bening Ahmad. Raina karena bunda suka hujan, Bening agar hatiku bening atau jernih, dan Ahmad karena aku putri Buya Rasyid Ahmad. Iya aku putri seorang kiai. Aku tidak sedang menyombongkan diri. Untuk apa? Titel itu justru membuat semesta sering mencandaiku di kemudian hari.
Lelaki itu Dewa Faishal Abdillah. Putra ketiga Abah, pengasuh pesantren tempatku menganut ilmu. Namanya tersimpan di hatiku dan namaku tersimpan di hatinya. Sayang, saling menyimpan nama saja tidak cukup, kami butuh dukungan semesta. Sayangnya lagi, kebaikan semesta tak pernah memihak pada kami.
Sedangkan, lelaki yang selalu menenangkanku itu bernama telaga. Kami saling mengisi sejak rambutku berkucir dua dan kupamerkan ke mana-mana. Seperti namanya dia memang selalu menenangkan. Bersamanya aku percaya bahwa segala hal akan baik-baik saja. Sayang, aku lupa paham bahwa semua yang ada di bumi memiliki batasan.
Ini adalah kisah tentang Dewa Hujan yang menetap di atas telaga. Ia menyihir hujan, menumpahkan rintik pada telaga yang tenang, lantas pergi setelah berpamitan. Ia membiarkan hujan dan telaga berteman tanpa gangguan.