Ketika sejengkal adalah
jarak yang terlampau jauh.
Seperti dulu.
Saat segalanya bermula.
Sejengkal yang mendekatkan kami.
Seperti itulah dia kini di hadapanku.
***
Kita pilih meja kayu;
Seperti juga keputusan-keputusan sebelumnya,
kupesan secangkir hangat kopi,
untuk menjaga hati
Engkau memilih segelas es kopi,
biar beku waktu dan kenangan-kenangan yang semanis madu
***
Untuk masa kini yang kisahnya diteropong
dari buritan masa depan, bersulanglah!
Selalu angin mengirim keajaiban:
Tidak ada laut yang tidak bisa ditaklukkan.
***
Sejumlah puisi-puisi pilihan selama rentang waktu kurang lebih sepuluh tahun penciptaan, disuguhkan sepenuh hati ke hadapan pembaca, sebagai bahan perenungan, teman merayakan hidup, sekaligus merawat kebahagiaan. Mari menyesap segala kisah dalam Mitos Secangkir Kopi!