Ini adalah buku kedua yang diinisiasi Paradance Platform melalui program Koreografer Menulis setelah Daya Tari (2018). Koreografer kok menulis? Ya. Jika karya tari adalah cuplikan pengalaman pribadi koreografer yang dipindah (diceritakan) melalui sistem gerak/laku tubuh, maka dalam buku ini, pengalaman koreografer tersebut dicukil dan dipindahkan ke dalam tulisan. Tulisan ini bisa jadi tidak secara langsung penting bagi laku profesionalitas si koreografer, tetapi penting bagi dunia tari secara umum. Dalam buku ini, 18 koreografer muda menuliskan pengalaman dan gagasan mereka terutama mengenai apa dan bagaimana pengalaman kekaryaan mereka di masa pandemi yang tiba-tiba memenjarakan dan nyaris mematikan aktivitas panggung seni pertunjukan. Setidaknya buku ini membantu kita mengintip sejauh mana gerilya tari berjalan di masa pandemi lalu, yang itu berarti juga dapat menjadi penanda seberapa kuat daya tari dalam diri koreografer-koreografer muda Indonesia ini.