“Saya membaca tuntas Novel FaNa. Isinya berbobot, mendalam dan reflektif. Melalui sosok Sakdi kita diajak menghayati cinta yang menyatukan sekaligus memisahkan. Cintanya kepada sosok Fa dan Na hanya membawanya pada kefanaan sekaligus mengantarkannya pada Cinta Yang Sejati. Kita adalah Sakdi itu. Sakdi yang membutuhkan Karjono yang menguasai makrifat cinta.”
- Dr. Aan Rukmana
Dosen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina
“Saya sulit berhenti membaca setiap halaman novel ini. Meski tidak memamerkan jalinan kisah yang berliku-liku mengulur waktu, namun berhasil membuat penasaran, hingga akhir yang mengejutkan. Dialog-dialognya begitu kaya makna dan sarat renungan, menunjukkan kekuatan penulis di bidang kepenyairan.
Novel ini menghadirkan makna cinta dari perspektif yang unik. Nilai-nilai pendidikan, filsafat, dan spiritualitas pun terselip dengan apik. Penulis juga berhasil menjawab dilema "mustajabah cinta." Terakhir, Semesta-aku adalah pentas dari seluruh makna yang begitu kaya. "Siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya."
- Sahrul Mauludi
Penulis buku Socrates Café