Rindu adalah perjalanan mengurai waktu
menjelma pertemuan demi pertemuan.
Engkau adalah angin, adalah air, adalah api
Adalah debu yang dibawa musim, sirna kemudian sepi.
Adakah masa depan untuk kesunyian
Sedangkan hidup harus tetap berjalan?
Batas antara ada dan tiada seperti batas antara aku dan kamu
Seperti juga batas antara jendela kamar ini dan kotamu
Bahkan kita tak mampu menebak apa yang tiba-tiba datang
Menghampiri dan mengajak pergi.
Kini waktunya engkau mempersiapkan bekal perjalanan
Menuju pintu yang entah datangnya kapan
Kepada Noor dan sejumlah puisi pesanan
Moh. Syarif Hidayat
Fiksi, Puisi, Sastra, Antologi Puisi, Antologi Fiksi