Pada awal 1900-an, Jalan Braga mulai ramai dengan tempat hiburan, butik, restoran, kedai kopi, bioskop, bank, toko-toko, hotel, termasuk tempat pelacuran. Dari sinilah muncul istilah Bandung, Kota Kembang, tapi konotasinya jelek. Sebab orang datang hanya untuk `mengintip` mojang Bandung yang tersohor.