Membaca sejumlah cerpen karya Hamid Nabhan, sama dengan membaca “kehidupan yang langka” atau “budaya tersebunyi” (hidden culture) yang diangkat dari kehidupan sebenarnya yang dia amati dan kisahkan kembali, dituturkan dengan bahasa yang jelas dan terstruktur indah serta menarik. Setiap tuturan cerita pendeknya memunculkan “premis” yang ingin disampaikannya, memang jarang dilakukan cerpenis lain yang saya kenal. “Premis” ini menjadi pilihan “empati dan simpati” membaca cerita pendek ini, sekaligus “jalan kisah” sebagai “fiksi kilat: yang bermakna.