Implikasi Biopsikososial Maloklusi dan Kaitannya dengan Kebutuhan Perawatan Ortodonti di Masa Mendatang

Implikasi Biopsikososial Maloklusi dan Kaitannya dengan Kebutuhan Perawatan Ortodonti di Masa Mendatang

Krisnawati

0.0

Pendidikan, Kesehatan, Sains, Lainnya

Login untuk Sewa / Beli

Setiap orang tentu berharap memiliki gigi yang tersusun rapi dalam lengkungannya. Gigi yang rapi dan harmonis serta berfungsi dengan baik disebut dengan kondisi oklusi normal. Suatu penyimpangan oklusi yang dikenal dengan istilah Maloklusi memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang dan penampilan wajah seseorang serta rasa kepercayaan diri menurun.1,2 Individu dengan maloklusi sering mengalami masalah terkait fungsi kunyah, fungsi penelanan, fungsi bicara hingga gangguan sendi temporo mandibula, rentan terjadi gigi berlubang, penyakit periodontal maupun trauma. Selain itu mereka kerap mengalami perundungan akan tampilan wajahnya. Maloklusi merupakan faktor yang berperan dalam persepsi kecerdasan dan daya tarik seseorang oleh lingkungan sosial.

Anak atau remaja dengan susunan gigi depan yang rapih mendapatkan kesan pertama sebagai anak yang bahagia, jujur dan lebih cerdas dibanding anak-anak dengan gigi berjejal maupun gigi maju. Kondisi maloklusi pada remaja menimbulkan dampak psikososial yang berpengaruh pada kualitas hidup meningkat seiring dengan tingkat keparahan maloklusi.5 Olsen et al (2011) melakukan studi untuk menilai perbedaan persepsi terhadap maloklusi. Hasilnya, maloklusi secara signifikan mempengaruhi peringkat persepsi daya tarik, kecerdasan, kepribadian dan perilaku.

Menyikapi perubahan pola pikir dan persepsi masyarakat Indonesia belakangan ini, maka dirasakan perlu untuk melibatkan faktor psikososial dalam menangani kasus maloklusi pada pasien ortodonti. Riset transdisciplinary perlu dikembangkan dengan melibatkan para pakar dari berbagai keilmuan terkait. Selain itu Ikatan Ortodonti Indonesia (IKORTI) bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia perlu menjajagi kerjasama dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS maupun pihak asuransi lainnya untuk bisa memberi bantuan pembiayaan bagi individu dengan maloklusi yang memang membutuhkan perawatan Ortodonti, misalnya kasus pasien celah bibir dan langitan ataupun kelainan yang mencacat muka lainnya.