“Kak Tio nanti nikahnya sama Ifa, ya. Biar nanti dapat uang jajan terus dari Kak Tio!”
“Kak Tio, Kak Tio. Sayang Ifa nggak?”
*
Raditio Erlangga benci dengan tingkah manusia aneh sejenis Ifana Maharani. Tetangga dekatnya yang tiga tahun lebih muda darinya itu selalu mengganggu hidupnya. Padahal, dulu mereka sedekat keluarga, Radit selalu menomorsatukan Ifana, bahkan menjanjikan untuk selalu di samping gadis yang kesulitan berteman itu.
Sayangnya, begitu beranjak dewasa, semua berubah. Rasanya Radit ingin pindah rumah menjauh dari Ifana yang tiap harinya selalu membuat dirinya kesal setengah mati. Bahkan karena tingkah menyebalkannya itu, membuat hubungan Radit dengan sang kekasih terancam kandas.
Namun, ketika gadis itu pindah rumah dan memutus seluruh akses untuk menghubunginya, kenapa justru Radit yang merasa kehilangan?
Ternyata, Radit yang bodoh karena mengabaikan Ifana bahkan di saat gadis itu kesulitan.
