Pernahkah Anda merasa bimbang? Sulit memutuskan untuk sebuah hal yang besar? Merasa didesak untuk segera mengambil jawab, namun betapa batin ini penuh dengan gejolak keraguan?
Padahal, dinamika kehidupan di dunia yang fana ini, telah membuat manusia terbelit berbagai permasalahan hidup. Sementara itu, sifat dasar manusia, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an adalah: tidak pandai berterima kasih, cepat putus asa, pesimis, selalu berpaling, amat zalim dan bodoh, pembantah, suka kegembiraan dan berbangga diri, keluh kesah lagi kikir, tidak memiliki kemampuan serta kekuatan kecuali dari anugerah Allah SWT.
Lalu, bagaimana dua sisi kontradiktif ini bisa kita hadapi dengan sikap yang benar, tenang, selamat, merasa mantap dalam menapaki jalan kesuksesan?
Melakukan istikharah. Ya, sebab ia merupakan penyerahan serta permohonan pilihan terbaik dari suatu masalah kepada Allah SWT agar diberikan kebaikan di dunia dan di akhirat. Memohon petunjuk kepada Allah, karena apa-apa yang Dikehendaki Allah, pasti akan terwujud, meskipun kita tidak menghendaki, dan apa-apa yang tidak dikehendaki Allah, pasti tidak akan terwujud, meskipun kita sangat menginginkannya.
Inilah tingkatan misteri yang hanya mampu digapai oleh hamba-hamba nan beriman. Sebuah nuansa abstrak yang hanya mampu tercerap oleh hati-hati nan lembut, yang selalu bergetar jika disebut asma Allah, dan bertambah keimanan jika dibacakan ayat-ayat Allah.
Dan hanya kepada Rabb-nya ia berserah diri. Maka, istikharah adalah sebuah proses penyerahan diri secara total, yang hasilnya akan terasa begitu indah merasuk ke sanubari. Istikharah tak hanya saat memilih pasangan. Namun dalam setiap tindakan. Sebab laksana pohon, shalat istikharah akan selalu mengeluarkan buah segar yang tak henti-hentinya dapat dinikmati oleh setiap muslim-muslimah yang senantiasa menunaikannya.