Dua hati, dua latar budaya, satu cinta.
Harry Woodman, pemuda Inggris nan tampan dan kaya-raya. Tita Putri, gadis Minang yang tomboy, cuek, tetapi perhatian dan idealis. Dua hati berbeda kultur itu, bertemu di Padang. Yakni saat Harry menjadi siswa pertukaran dan menetap setahun di kota itu. Tita menemani Harry sebagai contact person.
Persahabatan itu akhirnya menyemai rasa lebih dalam, cinta. Satu sama lain berusaha menolak rasa itu dengan alasan yang berbeda. Namun pada akhirnya, hati memenangi logika. Kisah cinta yang berliku menjadi penuh haru biru, karena masa lalu Harry dengan pacarnya, ternyata menyisakan duka lara yang berpeluang menghantam kisah cinta mereka.
Rahasia Dua Hati bukan kisah Cinderella. Tita yang jujur dan sangat peduli terhadap lingkungan sekitarnya, memiliki ‘kecurigaan’ tingkat tinggi pada orang kaya. Baginya, orang kaya adalah penipu dan penindas masyarakat luas. Baginya, sangat jarang seseorang menjadi kaya karena kejujuran dan keadilan. Harry sangat memahami ini dan berusaha menyembunyikan latar belakang keluarganya hingga akhir ... hingga tidak ada jalan lain bagi Tita, kecuali menerimanya.
Rahasia Dua Hati tidak sekedar kisah cinta. Novel ini membawa pembaca menyusuri ranah Minang dan keelokan tanahnya, London dan Surrey dengan kanal dan tamannya. Penulis membawa kita ‘melihat dan merasakan’ tanpa harus ke sana.
Rahasia Dua Hati juga bisa disebut sebagai catatan ringan Antropologi. Bagi pengamat budaya Inggris, Rahasia Dua Hati memberikan gambar kehidupan Inggris yang nyata, dan sesuai warna aslinya. Nilai keluarga yang rapuh, gadis yang desperate ingin hamil sehingga bisa meminta rumah gratis dan tunjangan dari pemerintah, hingga penyakit shopaholic dan paranoid sebagian masyarakatnya. Semua tergambar di sini.
