Untaian puisi yang lahir dari sebab luka dalam diam, menyadarkan kita bahwa duka selalu nyata. Tentang pengorbanan yang sia-sia, kekecewaan pada sang Maha Pengasih, dan jerit jiwa penuh sesal pada keadaan. Perihal rasa sayang berujung hilang, juga persahabatan yang penuh drama kesedihan. Atau pengabdian pada yang menyusui dan Ibu Pertiwi, hingga tetesan peluh demi sesuap nasi. Juga tentang hiruk pikuk negeri yang terpaksa ditangisi. Dibalut dengan air mata dan perjuangan untuk bertahan, memaksa diri agar sanggup berdiri. Mengobati hati yang dihantam derita. Berterima kasih pada luka yang mengajarkan cara merelakan. Melepas dengan ikhlas, dan menerima segala balasan dengan lapang dada. Ada luka berasal dari kisah masa lalu. Sebuah usaha melupakan kenangan pilu dan banyaknya derita hidup ditinggal dan diacuhkan. Ada pula luka yang bersumber dari amarah yang membuncah, dendam berkarat dan segala kenyataan yang bahkan tak siap untuk dibayangkan.