Samar-samar kudengar suara ayah. Ya, suara ayah. Suara yang telah lama kurindukan itu terdengar dari ruang tamu. Ada sebuah rasa yang menyusup ke dalam dadaku. Rasa bahagia yang melonjak-lonjak.
Doa itu ...?
Doa yang selama ini kupanjatkan dengan menyebut nama ayah di dalamnya, ternyata begitu cepatnya dikabulkan. Padahal saya pernah pesimis, toh ayah sendiri yang pernah bilang bahwa tidak semua doa langsung dikabulkan. Butuh penantian. Butuh kesabaran.
Luka, duka, derita, tak menunggu orang dewasa dulu untuk kemudian ditimpanya. Semua kepahitan itulah yang akan menempa kedewasaan.